Tulisan ini
seharusnya udah kelar beberapa hari lalu disaat isu masih serius dibahas.
Tentang hari buruh. Tentang hari pendidikan nasional. Yaah.. awalnya sih udah
males buat nulis, toh isunya juga udah lewat. Tapi nggak papa sekali-sekali. Kadang
keterlambatan bisa memberi kita pelajaran berharga. Pelajaran untuk tidak
mengulanginya. Haha.
Hari buruh? Mayday?
Apa sih? Kalau menurut saya pribadi hari ini tidak perlu lah dirayakan. Apa? Karena
memang terasa aneh saat merayakannya. Entah bagaimana hari buruh pada awalnya
adalah hari berkabung. Dan sekarang di saat hampir semuanya berlahan membaik,
sepertinya hari berkabung itu tetap menjadi hari berkabung. Di setiap tahun,
pasti adalah aksi yang lumayan anarki untuk “merayakan” hari buruh ini. Kenapa coba?
Di Indonesia
sendiri, menurut saya, kehidupan buruh itu tidak semuanya suram kok. Lagian dalam
arti sebenarnya buruh berarti orang yang bekerja dengan orang lain tapi nggak
tau kenapa juga kata buruh menyempit maknanya menjadi seperti yang kita kenal
saat ini. Bukan bermaksud memojokkan atau memihak pihak manapun tapi, terkadang
tuntutan buruh saya rasa agak keterlaluan. Hehe peace. Memang sih, saat ini
biaya kebutuhan hidup semakin meningkat, dan setiap kali ada kesempatan, pasti
para buruh ini –kadang bahkan seringkali dengan cara anarki- meninta kenaikan
upah. Wajar sih, tapi gimana ya? Kalau tuntutannya ketinggian sih pasti jadi
masalah. Mungkin kalau mau memperoleh gaji lebih banyak, save lah sedikit gaji,
tabung, lalu buat perusaah sendiri. Wiraswasta maksuudnya J
Sebenarnya fokus
disini bukan hanya buruh tok ya. Justru saya kepengen membahas tentak hari
pendidikannya. Miris sekali melihat di berita bahkan di lingkungan sekitar
banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah. Kenapa? Karena mereka jadi buruh.
Buruh secara langsung ataupun tidak. Banyak anak yang menjadi buruh orang-orang
tidak bertanggung jawab dengan mengomandoni mereka untuk meminta-minta di
jalanan. Banyak juga yang memang punya pekerjaan tetap menjadi buruh panggul. Gimana
sih perasaan kalau lihat begitu. Mungkin, bagi banyak orang-di Indonesia-yang
sekarang punya kecenderungan buat hidup apatis, hal tersebut bukanlah masalah
besar dan wajar. Kita yang dibesarkan di lingkungan cukup dan akrab dengan
kehidupan hedon dan terus berkecukupan pasti nggak pernah merasakan itu. Terus mau
gimana? Itu temen-temen seperjuangan kita. Temen-temen yang bakal sama-sama
kita buat ngebangunin Indonesia. Kalau orang-orangnya yang mau ngebangunin aja
masih perlu dibangungin. Gimana sama Indonesia? sama dunia?
Terus siapa
dong salah? -_______- nggak usah ngomongin itu ya, soalnya bakal capek banget
pasti kalau ngebahas itu. Gini aja sih, trying your best right now. Mungkin, 5
tahun kedepan kita-kita yang akan memegang perekonomian dan segala macam hal di
negara kita ini. Doa aja supaya kita punya partner yang bisa diajak lebih baik.
Nggak harus semuanya. Orang jahat itu juga dibutuhin kok, dibutuhin buat
refleksi kita. Tpi jangan banyak-banyak juga sih –“. Nah selanjutnya kalau udah
kita bikin tuh sistem yang bener. Pasti bisa! Kekuatan kita tuh sekarang cuma optimis.
Apa perlu semua manusia di Indonesia dimatiin semua terus diganti alien supaya
bisa bebas korupsi, supaya bisa bebas dari berbagai keburukan? (Q)