visitors

Flag Counter

Senin, 05 Mei 2014

DIANTARA 1 DAN 2 MEI


Tulisan ini seharusnya udah kelar beberapa hari lalu disaat isu masih serius dibahas. Tentang hari buruh. Tentang hari pendidikan nasional. Yaah.. awalnya sih udah males buat nulis, toh isunya juga udah lewat. Tapi nggak papa sekali-sekali. Kadang keterlambatan bisa memberi kita pelajaran berharga. Pelajaran untuk tidak mengulanginya. Haha.
Hari buruh? Mayday? Apa sih? Kalau menurut saya pribadi hari ini tidak perlu lah dirayakan. Apa? Karena memang terasa aneh saat merayakannya. Entah bagaimana hari buruh pada awalnya adalah hari berkabung. Dan sekarang di saat hampir semuanya berlahan membaik, sepertinya hari berkabung itu tetap menjadi hari berkabung. Di setiap tahun, pasti adalah aksi yang lumayan anarki untuk “merayakan” hari buruh ini. Kenapa coba?
Di Indonesia sendiri, menurut saya, kehidupan buruh itu tidak semuanya suram kok. Lagian dalam arti sebenarnya buruh berarti orang yang bekerja dengan orang lain tapi nggak tau kenapa juga kata buruh menyempit maknanya menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Bukan bermaksud memojokkan atau memihak pihak manapun tapi, terkadang tuntutan buruh saya rasa agak keterlaluan. Hehe peace. Memang sih, saat ini biaya kebutuhan hidup semakin meningkat, dan setiap kali ada kesempatan, pasti para buruh ini –kadang bahkan seringkali dengan cara anarki- meninta kenaikan upah. Wajar sih, tapi gimana ya? Kalau tuntutannya ketinggian sih pasti jadi masalah. Mungkin kalau mau memperoleh gaji lebih banyak, save lah sedikit gaji, tabung, lalu buat perusaah sendiri. Wiraswasta maksuudnya J
Sebenarnya fokus disini bukan hanya buruh tok ya. Justru saya kepengen membahas tentak hari pendidikannya. Miris sekali melihat di berita bahkan di lingkungan sekitar banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah. Kenapa? Karena mereka jadi buruh. Buruh secara langsung ataupun tidak. Banyak anak yang menjadi buruh orang-orang tidak bertanggung jawab dengan mengomandoni mereka untuk meminta-minta di jalanan. Banyak juga yang memang punya pekerjaan tetap menjadi buruh panggul. Gimana sih perasaan kalau lihat begitu. Mungkin, bagi banyak orang-di Indonesia-yang sekarang punya kecenderungan buat hidup apatis, hal tersebut bukanlah masalah besar dan wajar. Kita yang dibesarkan di lingkungan cukup dan akrab dengan kehidupan hedon dan terus berkecukupan pasti nggak pernah merasakan itu. Terus mau gimana? Itu temen-temen seperjuangan kita. Temen-temen yang bakal sama-sama kita buat ngebangunin Indonesia. Kalau orang-orangnya yang mau ngebangunin aja masih perlu dibangungin. Gimana sama Indonesia? sama dunia?
Terus siapa dong salah? -_______- nggak usah ngomongin itu ya, soalnya bakal capek banget pasti kalau ngebahas itu. Gini aja sih, trying your best right now. Mungkin, 5 tahun kedepan kita-kita yang akan memegang perekonomian dan segala macam hal di negara kita ini. Doa aja supaya kita punya partner yang bisa diajak lebih baik. Nggak harus semuanya. Orang jahat itu juga dibutuhin kok, dibutuhin buat refleksi kita. Tpi jangan banyak-banyak juga sih –“. Nah selanjutnya kalau udah kita bikin tuh sistem yang bener. Pasti bisa! Kekuatan kita tuh sekarang cuma optimis. Apa perlu semua manusia di Indonesia dimatiin semua terus diganti alien supaya bisa bebas korupsi, supaya bisa bebas dari berbagai keburukan? (Q)