Nasional.Is.Me : Sebuah
Inspirasi Nyata Kenapa Kita Harus Cinta Dengan Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
Penulis : Pandji Pragiwaksono
Jumlah halaman : 233 Halaman
Tahun terbit : 2011
Buku
ajaib ini diawali dengan sebuah pernyataan menggugah hati :
“Elo
kenal gue
Pandji Pragiwaksono
Wongsoyudo
Elo tau pesan gue
Provocative
Proactive(yang juga merupakan acaranya di Hard Rock FM Bandung)
Elo tau tumpah darah gue
Indonesia.”
Pandji
Pragiwaksono. Mungkin sebagian besar dari kita mengenal sosok ini sebagai
seorang public figure dan seorang
pembawa acara yang sering malang melintang di layar kaca. Buku Nasional.is.me
merupakan buah tangannya tentang apa itu nasionalisme versi Pandji. Buku ini
menceritakan tentang betapa banyaknya orang yang mengaku ber-KTP Indonesia tapi
merasa Indonesia bukan tempat yang terbaik. Mengaku orang Indonesia tapi selalu
meremehkan negara sendiri.
Pandji
menceritakan kisah hidupnya di buku ini. Terlahir di Singapura. TK dan SD dia
habiskan di sebuah sekolah swasta elite. Masuk ke SMP Negeri dan baru mengenal
arti kemiskinan di sana. Seorang muslim tapi entah takdir atau apa dia menjadi
seorang siswa sebuah SMA Katholik yang justru menjadikannya seorang pribadi
yang menghargai perbedaan. Hingga ada satu quote
singkat yang menjadi pegangan hidupnya tentang Indonesia: “Bahwa yang benar
adalah bukan dijadikan SATU tapi dijadikan BERSATU.” Perbedaan
perlu diperjelas agar kita tau apa itu perbedaan, menyikapinya dan
menjadikannya bersatu. Menghabiskan umur-umur perkuliahan di Fakultas Seni Rupa
dan Design Institut Teknologi Bandung pada masa reformasi menjadikannya salah
seorang aktivis yang berusaha keras menciptakan perdamaian di Bandung-kota yang
sekarang sangat dicintainya-, setelah merasa tidak mampu untuk menghentikan
segala kekerasan dan kesadisan yang terjadi di ibukota pada masa itu.
Di dalam buku ini Pandji
secara bertahap membawa pembaca ke dalam sebuah alur yang ia ciptakan. Sebuah
alur yang memaksa pembaca untuk mau masuk ke dalam pikiran-pikirannya, apa yang
dia inginkan, dan apa yang ingin dia sampaikan kepada kita. Tentang
optimismenya kepada negara ini disaat hampir seluruh mayoritas rakyat negeri
ini menyampaikan rasa pesimisnya kepada Indonesia. Kesempatan yang dimilikinya
untuk mengelilingi Indonesia dan menyerap hikmah yang ada di dalamnya pun
menjadikannya semakin mencintai bangsanya sendiri.
Berikut ini merupakan
beberapa cuplikan pikirannya :
“DON’T COMPARE
INDONESIA TO OTHERS! IT’S NOT FAIR IT’S NOT AN APPLE TO APPLE COMPARISON.” merupakan
apa yang dipikirkannya ketika banyak orang yang membandingkan Indonesia dengan
Jepang, memikirkan kenapa orang-orang mempertanyakan kenapa Jepang bisa semaju
sekarang sedangkan Indonesia begini-begini saja. Padahal dua negara ini terpuruk
di waktu yang bersamaan pada tahun 1945. Panji merasa hal ini absolutely not fair. Membandingkan Jepang
yang sebelum terpuruk sudah maju dan Indonesia yang selama itu masih terjajah,
sangat tidak adil menurut dia.
“THE PROBLEM IN OUR
COUNTRY IS, WE DO NOT THINK AS ONE.WE ARE TOO MUCH APART. THAT IS THE FACT. Thank
God we are united in the same language.”
“WHAT
WE DO, WILL EFFECT OTHERS. Walaupun gue akui,
sesuatu yang baik tidak akan tersebar secepat sesuatu yang buruk. Itulah
mengapa, kita harus sama-sama kerja keras. Evil is
controling time, we should not let ourselves be controled by time. WE
CONTROL OUR TIME.”
“Intinya adalah,
apa yang kita tahu, akan jadi sekumpulan data yang membantu kita dalam
mengambil keputusan dan pada akhirnya, keputusan kita akan menguak jalan hidup
kita.
Artinya, apa
yang kita tahu, atau dengan kata lain, wawasan, sangat sangat penting.
Karena itu, kita
seharusnya—seperti juga diperintahkan agama—terus belajar.”
“Tepatnya,
mengapa saya memutuskan untuk melakukan ini. Wawasan saya
yang mendasari keputusan itu, adalah isi dari buku ini. Harapan saya,
setelah membaca buku ini, Anda memiliki wawasan yang sama dengan saya mengenai
Indonesia. Dengan itu,
semoga Anda akan mengambil keputusan yang sama dengan saya. Yaitu melakukan
sesuatu, mengambil tindakan, berkarya, untuk Indonesia, sebagai buah dari
optimisme terhadap Indonesia.”
Dengan
gaya bahasa santai, sedikit slengekan, dan menjiwai gaya bahasa anak muda, buku
ini mampu untuk menjadi salah satu bacaan sarat makna bagi para generasi muda
bangsa. Kemasannya yang unik dan tidak membosankan, pembaca, terutama anak-anak
muda mampu memahami dan mengapresiasi apa makna yang terkandung di dalam buku
ini, serta memupuk jiwa nasionalisme yang selama ini mulai luntur dari
jantung-jantung penduduk bumi Indonesia. Buku ini menyadarkan kita bahwa Negara
ini memang patut dan wajib untuk kita cintai. Jangan serta merta menerima
suguhan media lokal yang justru lebih mengekspos efek dan citra negatif bangsa
sendiri.
Meskipun
terkadang gaya penulisan masih terkesan semaunya dan apa adanya, tapi justru
itu yang menjadi daya tarik dari buku ini. Jadi, ada kesan simpel dan seperti
membaca buku harian seseorang yang jujur, ringan tapi full amanat.
Tidak
hanya penuh ilmu, tapi buku ini juga penuh inspirasi. Meskipun Pandji bersumpah
dia pengen mendirikan sebuah yayasan pendidikan, tapi saat ini Panji ingin
fokus kepada satu badan yang dinaunginya. C3, Community for Childern with
Cancer merupakan yayasan yang bergerak untuk membantu anak anak penderita
kanker yang datang dari keluarga tidak mampu (C3 ini juga dibahas secara gamblang di buku). Bantuan
versi pemerintah tentunya adalah Askeskin. Tapi siapapun tahu itu tidak cukup.
Apalagi askeskin tidak sampai memikirkan terapi psiko sosial yang dibutuhkan
oleh anak anak kecil. C3 sudah hadir di Indonesia dari tahun 2006, sampai
sekarang usaha ini tidak surut. Selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak
penderita kanker agar beban penderitaa mereka tidak terlalu berat. Bukan hanya
itu, dia juga menciptakan sebuah komunitas yang dia beri nama Indonesiaunited dan masih banyak lagi
komunitas-komunitas perjuangan lainnya.
Menurutnya,
hanya ada 2 jenis anak muda di dunia
Mereka yang
menuntut perubahan
Mereka yang
menciptakan perubahan
Silakan pilih
perjuanganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar